Posted in Kontras independent Tingkatkan Kesejahteraan Tuna Netra, Disnaker Gelar Pelatihan Pijat Refleksi Kontras independent 23 April 2021 Leave a Comment on Tingkatkan Kesejahteraan Tuna Netra, Disnaker Gelar Pelatihan Pijat Refleksi Spread the loveFacebookXEmailGoogle+WhatsApp Disnaker Kab. Malang saat Gelar Pijat Refleksi para Tuna RunguWww.kontrasindependent.co Malang- Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Malang kembali memfasilitasi penyandang tuna netra yang tergabung dalam DPC Pertuni Kabupaten Malang untuk mendapatkan pelatihan memijat.Dsnaker Kali ini, menggandeng pabrik rokok Trubus Alami untuk memberikan pelatihan memijat refleksi yang diikuti oleh 30 orang. Sebelumnya, bersinergi dengan pabrik rokok Cakra Guna Cipta. Jumlah sampai saat ini sebanyak 55 orang mendapatkan pelatihan memijat refleksi. Kegiatan akan dilaksanakan hingga Minggu (25/4) mendatang.Sebelumnya pada pelatihan pertama, 25 orang diikutkan dalam pelatihan yang didanai oleh stakeholder Disnaker.Dalam giat tersebut Kepala Disnaker, Drs. Yoyok Wardoyo, MM menjelaskan, kegiatan pelatihan bagi tuna netra ini bukan merupakan program kerja dari Disnaker, melainkan bentuk inovasi dari Disnaker dengan memanfaatkan stakeholder.“Bukan program kerja dari Disnaker sebetulnya. Hanya saja Disnaker mencoba mengetuk hati nurani para pengusaha, Alhamdullillah ada yang berkenan untuk membantu. Tapi ini bukan masuk dalam CSR ya,” kata Yoyok, Jumat (23/4).Yoyok berharap dengan pemberian pelatihan pijat refleksi bagi para penyandang tuna netra dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Pasalnya para tuna netra diberi peningkatan keterampilan yang arahnya nanti menjadi wirausaha mandiri. Disnaker berkomitmen untuk membantu meningkatkan taraf hidup bagi para penyandang disabilitas. Dengan memfasilitasi pekerjaan yang layak dan peningkatan taraf hidup. Lanjut Yoyok, hingga saat ini sudah ada 14 perusahaan yang mempekerjakan disabilitas. Minimal tiap perusahaan mempekerjakan tiga orang.“Paling banyak di pabrik rokok Cakra Guna Cipta. Mereka mempekerjakan sekitar 24 difabel. Ada yang bisu tuli dan daksa,” katanya.Masih menurut Kadisnaker pihaknya meminta kepada DPC Pertuni Kabupaten Malang untuk membuat proposal untuk penyelenggaraan pelatihan serupa. Kemudian dikirimkan ke MS Glow.“Waktu prolog dengan pimpinannya, mereka mengapresiasi. Kita sama-sama berdoa agar perusahaan lain juga tergerak hatinya untuk membantu,” Ujarnya.Sementara itu, Sekretaris DPC Pertuni Kabupaten Malang, Imam Syafi’i yang didampingi oleh Ketua DPC Pertuni Kabupaten Malang, Sri Hartono, menjelaskan para peserta pelatihan ini sudah memiliki bekal memijat sebelumnya. Hanya saja, sebelum ini mereka memiliki kemampuan pijat kebugaran. Bukan pijat refleksi.“Jadi mayoritas yang diikutkan pelatihan ini sudah memiliki kemampuan memijat kebugaran. Kalau pijat refleksi kan beda karena untuk pengobatan,” kata Imam.Imam juga mengakui, dengan pelatihan yang difasilitasi oleh Disnaker membawa manfaat bagi para anggota Pertuni. Terutama karena peningkatan skill.“Kalau biasanya melayani pasien yang hanya pegal-pegal saja. Nah kalau sekarang anggota juga bisa melayani yang bermasalah dengan kesehatannya,” ucapnya.Sementara itu, Hartono mengatakan, pelatihan untuk Pertuni akan digelar sekali lagi. Sehingga semua anggota akan mendapatkan pelatihan.“Total anggota kami 100 orang, harapannya semua anggota dapat mengikuti pelatihan. Untuk saat ini pesertanya adalah para anggota Pertuni yang tersebar di Kabupaten Malang,” katanya.General Affair Pabrik Rokok Trubus Alami, Tatok Suprapto menjelaskan, selama ini pihaknya hanya membantu kegiatan masyarakat yang berhubungan dengan keagamaan. Namun untuk peningkatan skill apalagi melibatkan skala besar dengan peserta se Kabupaten Malang, baru kali ini mereka alami.“Walaupun pelatihan memijat bagi Pertuni tidak ada hubungannya dengan industri rokok namun kami juga ingin mendukung Disnaker untuk meningkatkan skill difabel sehingga lebih mudah dalam mencari tambahan penghasilan. dukungan ini semata-mata karena bentuk empati dari owner kami,” tegasnya. (Utsman) Post Views: 121 Author: Kontras independent