PTPN-5 Lokasi Sei-Intan Rokan Hulu Provinsi Riau kembali di koreksi Rakyat,gaya kolonial masih melekat pada BUMN Perkebunan

Spread the love
Team KoiN bersama warga di lokasi

KontraS Independent Media Sarana RESTOSARI dan Media Sarana Informasi PUBLIK

Www.Kontrasindependent.com -28-Juli-2020 – Provinsi Riau,Perusahaan perkebunan milik negara yang mencengkram kan kekuasaan atas tanah dibumi Riau, bertepatan dengan Sei-intan Kunto Darussalam kab.Rokan Hulu kembali melakukan survei lahan, sementara janji lama untuk merealisasikan lahan kebun presentase untuk masyarakat diulang janji kemudian.

KKPA yang dijanjikan managament PTPN -V semenjak kesepakatan awal pembangunan hanya janji berbuah janji seperti saat penyurveyan 27/7/20 yang prosesinya dibandu oleh camat Kunto Darussalam Ruslan S. sos.

Foto saat-saat warga berkumpul & mediasi bersama

Dihadapan beberapa tokoh masyarakat dan pengurus KUD Sumber Rezeki janji realisasi ini kembali didramakan sebagai pengganti lahan KKPA yang kelak dan kelak menjadi sumber pendapatan baru bagi perekonomian masyarakat disana.

Sementara itu camat selaku pemerintahan yang hadir berstatemant ” jika pertemuan dan survey kali ini tidak membuahkan hasil yang berpihak kepada masyarakat” maka beliau tidak bertanggung jawab apa bila ada insident apapun bentuknya yang dilakukan oleh masyarakat yang sudah memanas ini.

Hal kekecewaan camat terhadap realisasi PTPN 5 ini disampaikan beliau langsung dihadapan asisten kepala dan asisten umum PTPN -V dilokasi sei-Intan kabupaten Rokan Hulu.

320 Ha yang sudah menjadi proyeksi untuk pembangunan lahan KKPA yang sudah diserahkan ke managament justru dijadikan pembangunan lahan inti.

Dalam acara beberapa waktu yang lalu Agus Salim selaku narasumber pihak PTPN dalam acara mediasi menjelaskan bahwa lahan yang akan diproyeksi ini adalah proyeksi sebagai lahan KKPA pengganti dari lahan awal yang saat ini sudah diambil alih pihak managamen sebagai lahan inti perkebunan.

Tokoh masyarakat yang hadir waktu mediasi itu mencoba menghubungi Agus Salim setelah acara selesai namun tidak berhasil, beberapa masyarakat yang hadir juga terpicu “berang” karena Agus Salim yang dianggab sebagai perwakilan PTPN justru tidak lagi dapat dihubungi.

Warga yang terdiri dari pengurus KUD dan tokoh tokoh masyarakat emosi dengan menghilangnya utusan perusahaan plat merah ini, dan hal ini menunjukkan bahwa upaya kolonial masih tetap dipelihara oleh perusahaan perkebunan ini pungkas warga yang sudah tersulut emosinya dilokasi pengukuran. (Musa/Batubara).

Salam Hormat Pimpinan Redaksi Fathur Rochman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *